Jumat, 09 April 2010

Pencitraan Kadang Jadi Ajang Penipuan Publik

Betapa tidak, di era IT seperti sekarang semua bisa dibuat termasuk 'imaging'
Nah suatu produk apapun itu bentuknya sering di iklankan secara hiperbola dengan tujuan untuk mendapatkan simpati dari publik untuk menggunakan produk tersebut. Publik tak jarang tertipu produk jelek dan 'underqualify' setelah dicekoki iklan yang tidak realistis.
Demikian juga halnya dalam kampanye politik.
Tak jarang ada tokoh-tokoh tertentu yang maju dalam dunia politik dan 'mengiklankan' diri dengan cara yang hiperbola. Difoto dengan gaya yang meyakinkan, berwibawa, menarik, nampak mapan dan 'smart'. Namun benarkah karakter calon wakil rakyat dan calon pemimpin daerah yang 'beriklan' itu sesuai dengan kenyataan yang ada?
Publik di Indonesia bisa saja tertipu.
Jadi awas-awaslah
Selidiki baik-baik pilihan kita, TELITI SEBELUM MEMBELI.
Nggak salah dong..
Publik punya hak untuk menjadi 'Quality Control' terhadap apa yang ada di sekitarnya, apa yang dikonsumsinya, sampai siapa yang memimpinnya dan sistem seperti apa yang olehnya publik dipimpin.

22 komentar:

  1. Aksi tipu-tipu di dalam dunia politik memang sudah lumrah mba...sekarang tinggal bagaimana masyarakat pandai-pandai menilai...

    Kunjungan balik...makasih dah mampir di gubuk reyot saya, dan saya senang bisa bersahabat dengan anda...

    Sekalian minta ijin follow blognya, follow balik ya...
    Salam hangat selalu...

    BalasHapus
  2. betul mba.. pandi setuju.. kita yang dipimpin harus juga mengawasi pemimpin kita, yang namanya manusia ngak ada yang sempurna.. harus terus di pantau gitu..

    BalasHapus
  3. pandi udah follow.. he.. be my friend..

    BalasHapus
  4. sudah follow balik n ku pasang di FREUNDE ku

    :)

    BalasHapus
  5. kunjungan balik..


    thanks ya

    (^__^)

    BalasHapus
  6. Yang ramai di tv swasta itu (markus jadi-jadian) mungkin juga dalam rangka pencitraan, kalee..
    Salam
    ALRIS
    http://alrisblog.wordpress.com/

    BalasHapus
  7. kunjungan balasan
    wah isinya hampir mirip ama postinga gw, teliti dl harus membeli

    BalasHapus
  8. kunjungan balik ^^

    pencitraan palsu, cepat atau lambat pasti keliatan aslinya ^^

    have a nice day ^^

    BalasHapus
  9. Citra diri sewajarnya terbentuk sendiri dengan apa adanya, tanpa kamuflase. Salam kenal juga sobat.

    BalasHapus
  10. kunjungan balik....

    untuk menarik minat orang lain, makanya dibuatlah aksi promosi diri yang heboh meski akan lebih baik kalau tampil apa adanya jadi ga membohongi pihak mana pun

    BalasHapus
  11. Pencitraan palsu emang banyak membuat kita tertipu... Pandai2 kita aja sih gimana menilainya...

    btw, thx udah mampir. blog kamu udah aq follow, follow balik ya...

    BalasHapus
  12. didalam dunia politik itu memang biasa terjadi, aku menyebut itu "topeng" atau bermuka seribu hehehe, tq dah berbagi :)

    BalasHapus
  13. kalo gak begitu namanya bukan politik..

    kunjungan perdana, ditunggu follow baliknya.

    BalasHapus
  14. Politik memang sering menggelitik
    nah, saya juga sering perhatikan iklan hiperbola politik, yg menggelitik..

    salam kenal sob,.^^

    BalasHapus
  15. pencitraan itu wajar kalau dari sisi promosi karena semua tergantung ke selera konsumen toh hehehe

    BalasHapus
  16. sekarang memang susah nih mas untuk mencari seorang pemimpin yang benar-benar jujur.
    kebanyakan pemimpin itu hanya hanya dari kata saja, tapi sebenarnya hatinya iblis.

    ya, jadi bener mas, kita harus berhati-hati ajja dalam memilih pemimpin jangan langsung pilih ajja

    BalasHapus
  17. salam.
    Waahh!
    entri yang menarik.Pendek tapi padat!!Tahniah.
    Setuju dengan apa yang anda cakapkan.
    Jangan nilai produk atau politikus dari iklan mereka.

    O yea!!

    hehehe.

    BalasHapus
  18. aku datang... :)

    Emang skrg ini kita sendiri yg harus selektif memilih pwmimpin dan wakil kita.. inget acaranya john pantau yg sedang mewawancarai ingrid tamsil ga ? dia ditanya sila pancasila aja masih mikirrrr lama, ditanya istilah2 dalam politik aja, kalang kabut, nanya2 ke anak buahnya.. trus atas dasar apa dia bisa duduk dikursi dewan ? payah...

    BalasHapus
  19. jangan beli kucing dalam karung

    BalasHapus
  20. beuh! QUALITY CONTROL men...!

    jadi inget lagi kuliah kemarin :D

    BalasHapus